Sabtu, 7 November 2015

PENGERTIAN CONTOH KALIMAT DIKSI DAN KALIMAT EFEKTIF

Jika kita menulis atau berbicara, kita itu selalu menggunakan kata. Kata tersebut dibentuk menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph dan akhirnya sebuah wacana.
Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yng tinggi.

Definisi Diksi

Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan. Diksi  atau Plilihan kata mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
   
Fungsi Diksi 

Fungsi Pilihan kata atau Diksi adalah Untuk memperoleh keindahan guna menambah daya ekspresivitas. Maka sebuah kata akan lebih jelas, jika pilihan kata tersebut tepat dan sesuai. Ketepatan pilihan kata bertujuan agar tidak menimbulkan interpretasi yang berlainan antara penulis atau pembicara dengan pembaca atau pendengar, sedangkan kesesuaian kata bertujuan agar tidak merusak suasana. Selain itu berfungsi untuk menghaluskan kata dan kalimat agar terasa lebih indah. Dan juga dengan adanya diksi oleh pengarang berfungsi untuk mendukung jalan cerita agar lebih runtut mendeskripsikan tokoh, lebih jelas mendeskripsikan latar waktu, latar tempat, dan latar sosial dalam cerita tersebut.


Manfaat Diksi 
1. Dapat membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif, bersinonim dan hapir bersinonim, kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
2. Dapat membedakan kata-kata ciptaan sendiri fan juga kata yang mengutip dari orang yang terkenal yang belum diterima dimasyarakat. Sehingga dapat menyebabkan kontroversi dalam masyarakat.
  

 Persyaratan Diksi
Ada dua persyaratan yang harus dipenuhi dalam memilih kata-kata, yaitu persyaratan ketetapan dan kesesuaian. Tepat, artinya kata-kata yang dipilih itu dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang ingin diungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dipahami pembaca dengan tepat, artinya tafsiran pembaca sama dengan apa yang dimaksud dengan penulis. Untuk memenuhi persyaratan ketetapan dan kesesuaian dalam pemilihan kata, perlu diperhatikan :
a.    Kaidah kelompok kata/ frase
b.    Kaidah makna kata
c.    Kaidah lingkungan sosial
d.   Kaidah karang-mengarang
Hal ini di jelaskan satu persatu, sebagai berikut :
a.    Pilihan kata sesuai dengan kaidah kelompok kata /frase
Pilihan kata/ diksi yang sesuai dengan kaidah kelompok kata/frase, seharusnya pilihan kata/diksi yang tepat,seksama, lazim,dan benar.
Ø Tepat
Contohnya :
Makna kata lihat dengan kata pandang biasanya bersinonim, tetapi kelompok kata pandangan mata tidak dapat digantikan  dengan lihatan mata.
Ø Seksama
Contohnya :
Kata besar, agung, akbar, raya, dan tinggi termasuk kata-kata yang bersinonim. Kita biasanya mengatakan hari raya serta hari besar, tetapi kita tidak pernah mengatakan hari agunghari akbar ataupun hari tinggi. Begitu pula dengan kata jaksa agung tidak dapat digantikan dengan jaksa besar ataupun jaksa raya, atau pun jaksa tinggi  karena kata tersebut tidak seksama.
Ø Lazim
Lazim adalah kata itu sudah menjadi milik bahasa Indonesia. Kata yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia apabila dipergunakan sangatlah akan membingungkan pengertian saja.
Contohnya :
Kata makan dan santap bersinonim. Akan tetapi tidak dapat mengatakan Anjing bersantap sebagai sinonim anjing makan.  Kemudian kata santapan rohani tidak dapat pula digantikan dengan makanan rohani.  Kedua kata ini mungkin tepat pengelompokannya, tetapi tidak seksama serta tidak lazim dari sudut makna dan pemakain-nya.
b.    Pilihan kata sesuai dengan kaidah makna kata.
v  Jenis Makna
Ø Berdasarkan bentuk maknanya, makna dibedakan atas dua macam yaitu:
1.    Makna Leksikal adalah makna kamus atau makna yang terdapat di dalam kamus. Makna ini dimiliki oleh kata dasar. Contoh : makan, tidur, ibu, adik, buku
2.    Makna Gramatikal adalah makna yang dimiliki kata setelah mengalami proses gramatikal, seperti proses afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
Contoh :
-        Proses afiksasi awalan me- pada kata dasar kotor ; Adik mengotori lantai itu.
-        Proses reduplikasi pada kata kacang Kacang-kacangan merupakan salah satu sumber protein nabati.
-        Proses komposisi pada kata rumah sakit bersalin ; Ia bekerja di rumah sakit bersalin
Ø Berdasarkan sifatnya, makna dibedakan atas dua macam:
1.    Makna Denotasi adalah makna kata yang sesuai dengan hasil observasi panca indra dan tidak menimbulkan penafsiran lain. Makna denotasi disebut juga sebagai makna sebenarnya.
Contoh :   
-        Kepala : organ tubuh yang letaknya paling atas
-        Besi : logam yang sangat keras
2.    Makna konotasi adalah makna kata yang tidak sesuai dengan hasil observasi pancaindra dan menimbulkan penafsiran lain. Makna konotasi disebut juga sebagai makna kias atau makna kontekstual.
Contoh :   
-        Ibu kota : pusat pemerintahan
-        Ibu jari : jari yang paling besar atau jempol
-        Jamban : kamar kecil
Ø Berdasarkan wujudnya, makna dibedakan atas :
1.    Makna referensial adalah makna kata yang mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh :
-        meja, baju, membaca, menulis
2.    Makna inferensial adalah makna kata yang tidak mempunyai rujukan yang konkret.
Contoh :
-        baik, indah, sedih, gembira
v  Perubahan Makna
Ø Berdasarkan cakupan maknanya, perubahan makna dibedakan atas.
1.    Meluas, cakupan makna sekarang lebih luas daripada sebelumnya.
Misalnya:
Kata
Dulu
sekarang
Berlayar
Mengarungi laut dengan memakai kapal layar
Mengarungi lautan dengan alat apa saja
Putera-puteri
Dipakai untuk sebutan anak-anak raja
Sebutan untuk semua anak laki-laki dan perempuan
2.    Menyempit, cakupan makna sekarang lebih sempit dari pada makna dahulu
Kata
Dulu
Sekarang
Sekarang
Sebutan untuk semua orang cendikiawan
Gelar untuk orang yang sudah lulus dari perguruan tinggi
Madrasah
Sekolah
Sekolah yang mempelajari ilmu agama Islam
Ø Berdasarkan nilai rasanya, perubahan makna dibedakan atas :
1.    Ameliorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih tinggi. Artinya baru dirasakan lebih baik dari arti sebelumnya. 
Contoh:
-        Kata wanita dirasakan lebih baik nilainya daripada perempuan
-        Kata istri atau nyonya dirasakan lebih baik daripada kata bini.
2.    Peyorasi adalah perubahan makna ke tingkat yang lebih rendah. Arti baru dirasakan lebih rendh nilainya dari arti sebelumnya.
Contoh:
-        Kata perempuan sekarang dirasakan lebih rendah artinya
-        Kata bini sekarang dirasakan kasar
v  Pergeseran Makna
Pergeseran makna dibedakan atas 2 macam:
1.    Asosiasi adalah pergeseran makna yang terjadi karena adanya persamaan sifat.
Contoh:
-        Tasya menyikat giginya sampai bersih
-        Pencuri itu menyikat habis barang-barang berhatga dirumah itu
2.    Sinestesia adalah perubahan makna akibat adanya pertukaran tanggapan antara dua indra yang berbeda.
Contoh:
-        Sayur itu rasanya pedas sekali
-        Kata-katanya sangat pedas didengar.
v  Relasi Makna
1.    Homonim adalah dua buah kata yang mempunyai persamaan tulisan dan pengucapan.
Contoh :
-       Bisa berarti ;
o  Dapat, sanggup
o  racun
-       Buku berarti ;
o  Kitab
o  antara ruas dengan ruas
2.    Homograf adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan tulisan tetapi berlainan pengucapan dan arti.
Contoh:
-        Teras(inti) dengan teras(halaman rumah)
-        Sedan(isak) dengan sedan(sejenis mobil)
-        Tahu(paham) dengan tahu(sejenis makanan)
3.    Homofon adalah dua buah kata atau lebih yang mempunyai persamaan pengucapan tetapi berlainan tulisan dan arti
Contoh:
-        Bang dengan bank
-        Masa dengan massa
4.    Sinonim adalah dua buah kata yang berbeda tulisan dan pengucapanya tetapi mempunyai arti yang sama.
Contoh:
-        Pintar dengan pandai
-        Bunga dengan kembang
Kesinoniman kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan. Oleh sebab itu, di dalam sebuah karang mengarang sebaiknya dipergunakan sinomin kata supaya ada variasinya dan ada pergantiannya yang membuat lukisan di dalam karangan itu menjadi hidup. Sinonim dapat terjadi disebabkan oleh hal-hal berikut ini :
·      Pengaruh bahasa daerah
Contoh :
-       Kata harimau yang diberi sinonim dengan macan .
-       Kata auditorium bersinonim dengan kata pendopo.
-       Kata rindu bersinonim dengan kata kangen
·      Perbedaan dialek regional
Contoh : 
-       Handuk bersinonim  tuala ,
-       selop bersinonim seliper 
·      Pengaruh bahasa asing
Contoh :
-       kolosal bersinonim besar,
-       aula bersinonim ruangan,
-       realita bersinonim kenyataan .
·      Perbedaan dialek sosial
Contohnya :
-       suami bersinonim laki,
-       istri bersinonim bini,
-       mati bersinonim wafat.
·      Perbedaan ragam bahasa
Contohnya :
-       membuat bersinonim menggubah,
-       assisten bersinonim pembantu,
-       tengah bersinonim madya.
·      Perbedaan dialek temporal
Contohnya :
-       hulubalang bersinonim komandan,
-       kempa bersinonim stempel,
-       peri bersinonim hantu .
5.    Antonim adalah kata-kata yang berlawanan artinya.
Contoh:
-        Tua- muda
-        Besar – kecil
-        Luas – sempit
6.    Polisemi berasal adalah kata poly dan sema, yang masing-masing berarti’banyak’ dan ‘tanda’. Jadi polisemi berarti suatu kata yang memiliki banyak makna.
Contoh:
-        Kata kepala yang mempunyai arti bahagian atas tubuh manusia tetapi dapat juga berarti orang yang menjadi pimpinan pada sebuah kantor dan sebagainya.
-        Kata kaki  yang dipergunakan untuk menahan tubuh manusia  tetapi dapat juga kaki meja yang menahan meja.
c.    Pilihan kata sesuai dengan Kaidah Lingkungan Sosial Kata
Diksi harus selalu diperhatikan lingkungan pemakian kata-kata. Dengan membedakan lingkungan itu, pilihan kata yang kita lakukan akan lebih tepat dan mengena. Lingkungan itu dapat kita lihat berdasarkan :
                          1.       Tingkat sosial yang mengakibatkan terjadinya sosiolek
Contoh:
Kata- kata mati, meninggal dunia, wafat, tewas, mampus, mangkat  kita bedakan penggunaanya di dalam bahasa Indonesia berdasarkan rasa bahasa bukanlah melihat tingkat sosialnya
                          2.       Daerah/geografi yang mengakibatkan dialek
     Contoh:              
Kata-kata bis,kereta, dan motor kita bedakan penggunaanya berdasarkan geografinya
                          3.       Formal/nonformal yang mengakibatkan bahasa baku/ tidak baku
Contoh:
Kata tersangka, terdakwa, dan tertuduh kita bedakan berdasarkan maknanya.
                          4.       Umum dan khusus yang mengakibatkan terjadinya bahasa umum dan khusus.
Ø Makna Umum( hipernim) adalah makna yang cakupannya luas.
Contoh:
bunga, bulan, hewan, kendaraan
Ø Makna khusus( hiponim) adalah makna yang cakupannya sempit atau terbatas.
Contoh:
Hipernim
Hiponim
Melihat
Menengok,menatap, melirik,menjenguk,melotot
Bunga
Melati, Anggrek, Sedap Malam
Bulan
Januari,Februari, Maret
Hewan
Ayam, Burung, kambing

d.   Pilihan kata sesuai dengan kaidah mengarang.
Pilihan kata akan memberikan imformasi sesuai dengan apa yang dikehendaki. Pilihan kata dengan kaidah mengarang memiliki kelompok kata yang berpasangan tetap, pilihan kata langsung dan pilihan kata yang dekat dengar pembaca.
Contoh :
-       Terdiri dari, terdiri dalam, terdiri atas
-       Ditemani oleh, ditemani dari, ditemani dengan
-       Ia menelpon kekasihnya (pilihan kata langsung), Ia memanggil kekasihnya melalui telepon (pilihan kata yang panjang dan berbelit-belit)
-       Tidak semua pendengar/pembaca mengerti singkatan balita, KISS, dan kelompencir.

   Kata Ilmiah, Kata Populer, Kata Jargon dan Slang
a.    Kata ilmiah merupakan kata-kata logis dari bahasa asing yang dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
b.    Kata popular adalah kata yang biasa digunakan dalam komunikasi sehari-hari masyarakat umum.
     Berikut adalah contoh dari kata ilmiah dan kata populer tersebut.
Kata Ilmiah
Kata Popular
Analogi
Frustasi
Final
Diskriminasi
Prediksi
Kontradiksi
Format
Anarki
Biodata
Bibliografi
kiasan
rasa kecewa
akhir
 perbedaan perlakuan
ramalan
pertentangan
 ukuran
kekacauan
biografi singkat
daftar pustaka
1.secara tepat mewakili pikiran pembicara atau penulisnya.
2.mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pikiran pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
c.    Jargon adalah kata-kata yang mengandung makna suatu bahasa, dialek, atau tutur yang dianggap aneh kata ini juga merupakan kata sandi/kode rahasia untuk kalangan terterntu (dokter,militer,perkumpulan rahasia,ilmuwan dsb).
Contohnya :
populasi, volume, abses, H2O,dan sebagainya.
d.   Kata slang dihasilkan dari salah ucap yang disengaja, atau kadang berupa pengrusakan sebuah kata biasa untuk mengisi suatu bidang makna yang lain. Kata-kata ini bersifat sementara,kalau sudah teras usang hilang atau menjadi kata-kata biasa.
Contohnya :
asoy,  manatahan  dan sesuatu ya .

Pilihan Kata dan Penggunaanya
1.    Kata dari dan daripada
Contoh :
-       Kertas itu terbuat dari kayu jati (keterangan asal)
-       Peristiwa itu timbul dari peristiwa seminggu yang lalu (keterangan sebab)
-       Buku itu ditulis dari pengalamanya selama di Jerman (menyatakan alasan)
2.    Kata pada dan kepada
Contoh :
-       Buku catatan saya ada pada Astuti (pengantar keterangan)
-       Saya ketemu dengan dia pada suatu sore hari. (keterangan waktu)
3.    Kata di dan ke
Contoh :
-       Atik sedang berada di luar kota  (fungsi kata depan di)
-       Di saat usianya suadah lanjut, orang itu semakin malas belajar (keterangan waktu)
4.    Kata dan dan dengan
Contoh :
-       Ayah dan Ibu pergi ke Jakarta kemarin
-       Ibu memotong kue dengan pisau
5.    Kata antar dan antara
Contoh :
-       Kabar ibu belum pasti,antara benar dan tidak (menyataan pemilihan)
-       Dia akan tiba antara jam 04.00 sampai jam 06.00 (jangka waktu)

Pengertian Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain.

Kalimat efektif syarat-syarat sebagai berikut:


Ciri-Ciri Kalimat Efektif

1.Kesepadanan

Suatu kalimat efektif harus memenuhi unsur gramatikal yaitu unsur subjek (S), predikat (P), objek (O), keterangan (K). Di dalam kalimat efektif harus memiliki keseimbangan dalam pemakaian struktur bahasa.
Contoh:
Budi (S) pergi (P) ke kampus (KT).
Tidak Menjamakkan Subjek
Contoh:
Tomi pergi ke kampus, kemudian Tomi pergi ke perpustakaan (tidak efektif)
Tomi pergi ke kampus, kemudian ke perpustakaan (efektif)

2.Kecermatan Dalam Pemilihan dan Penggunaan Kata

Dalam membuat kalimat efektif jangan sampai menjadi kalimat yang ambigu (menimbulkan tafsiran ganda).
Contoh:
Mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (ambigu dan tidak efektif).
Mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi yang terkenal itu mendapatkan hadiah (efektif).

3.Kehematan

Kehematan dalam kalimat efektif maksudnya adalah hemat dalam mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu, tetapi tidak menyalahi kaidah tata bahasa. Hal ini dikarenakan, penggunaan kata yang berlebih akan mengaburkan maksud kalimat. Untuk itu, ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan penghematan, yaitu:
a. Menghilangkan pengulangan subjek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
Contoh:
Karena ia tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (tidak efektif)
Karena tidak diajak, dia tidak ikut belajar bersama di rumahku. (efektif)
Dia sudah menunggumu sejak dari pagi. (tidak efektif)
Dia sudah menunggumu sejak pagi. (efektif)

4.Kelogisan

Kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku. Hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh:
Untuk mempersingkat waktu, kami teruskan acara ini. (tidak efektif)
Untuk menghemat waktu, kami teruskan acara ini. (efektif)

5.Kesatuan atau Kepaduan

Kesatuan atau kepaduan di sini maksudnya adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu, sehingga informasi yang disampaikannya tidak terpecah-pecah. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan kepaduan kalimat, yaitu:
a. Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak simetris.
b. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
c. Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan sebuah kata seperti daripada atau tentangantara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh:
Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu. (tidak efektif)
Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan rasa kemanusiaan. (efektif)
Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik. (tidak efektif)
Makalah ini membahas teknologi fiber optik. (efektif)


6. Keparalelan atau Kesajajaran
Keparalelan atau kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata atau imbuhan yang digunakan dalam kalimat itu. Jika pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba. Jika kalimat pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat berikutnya harus menggunakan kata kerja berimbuhan me- juga.
Contoh:
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (tidak efektif)
Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan. (efektif)
Harga sembako dibekukan atau kenaikan secara luwes. (tidak efektif)
Harga sembako dibekukan atau dinaikkan secara luwes. (efektif)

7.Ketegasan

Ketegasan atau penekanan ialah suatu perlakuan penonjolan terhadap ide pokok dari kalimat. Untuk membentuk penekanan dalam suatu kalimat, ada beberapa cara, yaitu:
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di awal kalimat).
Contoh:
Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain.
Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini. (ketegasan)
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Harapan presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan negaranya. (ketegasan)
b. Membuat urutan kata yang bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (salah)
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak terlantar. (benar)
c. Melakukan pengulangan kata (repetisi).
Contoh:
Cerita itu begitu menarik, cerita itu sangat mengharukan.
d. Melakukan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu bodoh, tetapi pintar.
e. Mempergunakan partikel penekanan (penegasan), seperti: partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh:
Dapatkah mereka mengerti maksud perkataanku?
Dialah yang harus bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas ini.


sumber :
http://tugaskuliah15.blogspot.co.id/2015/10/makalah-bahasa-indonesia-diksi-atau.html 
http://teorikux.blogspot.co.id/2013/10/diksi-pilihan-kata.html 
http://dwiajisapto.blogspot.com/2011/02/diksi-pilihan-kata.html
http://www.bisnet.or.id/vle/mod/resource/view.php?id=1057
http://zabidin1993.blogspot.co.id/2013/11/kalimat-efektif.html
http://dim24.wordpress.com/2010/11/07/pengertian-dan-syarat-kalimat-efektif/

Tiada ulasan:

Catat Ulasan